Kamis, 31 Januari 2019

IDENTIFIKASI MORFEM


Morfem dengan Morf dan Alomorf
Morfem merupakan satuan gramatik terkecil baik bebas maupun ikat yang memiliki arti, baik secara leksikal maupun gramatikal. Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur yakni jumlah maupun urutan fonemnya selalu tetap. Di lain pihak, banyak morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologis, misalnya morfem peN- mempunyai struktur-struktur fonologis pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge-, seperti terlihat pada kata-kata: pelari, pembimbing, pendengar, penguji, penyakit, dan pengecat.satuan-satuan pe-, pem-, peng-, peny-, dan penge- masingmasing disebut morf yang semuanya alomorf dari morfem peN- (Ramlan, 1983 : 27; Prawirasumantri, 1985 : 128; Ahmad slamet, 1983 : 27; Keraf, 1983 : 51). Jadi dapatlah dikatakan bahwa morfem peN- mempunyai morf-morf pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge- sebagai alomorfnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alomorf itu merupakan variasi bentuk suatu morfem. Keraf (1982 : 51) mengatakan bahwa variasi itu disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung kepada jenis fonem awal sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut. Perubahan /N/ itu harus homogen. Sebagai contoh /N/ akan menjadi /m/ apabila dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/. fonem /m/ dan /b/ sama-sama bunyi bilabial. Sedangkan yang dimaksud dengan morf adalah wujud kongkret dari alomorf itu sendiri.

Morfem dengan Kata
Perhatikanlah satuan-satuan gramatik berikut ini !
1) tanda
2) menandai
3) tanda tangan
4) dari Bandung
Satuan tanda merupakan sebuah bentuk bebas karena tidak dapat dibagi menjadi satuan-satuan bebas lainnya. Satuan menandai tidak dapat dibagi menjadi bentuk bebas. Tetapi perhatikan bentuk atau satuan tanda tangan dapat dibagi menjadi dua satuan yakni tanda dan tangan. Namun kalau diteliti lebih jauh, sebenarnya satuan tanda tangan memiliki satu kesatuan yang utuh atau padu. Dengan perkataan lain, tanda tangan memiliki sifat sebuah kata yang membedakan dirinya dari frase (Ramlan, 1983 : 28; Prawirasumantri, 1985 : 129). Bentuk-bentuk atau satuan-satuan yang setipe itu tidak mungkin dipisahkan atau dibalikkan menjadi tangan tanda atau dipisahkan satuan lain tanda itu tangan. Bentuk atau satuan sepeti itu dalam hubungannya keluar selalu merupakan satu kesatuan dari. Satuan itu bukan merupakan bentuk bebas seperti contoh lainnya di, ke, daripada- tetapi secara gramatis memiliki sifat bebas. Satuan-satuan seperti contoh di atas dari nomor 1 sampai dengan 4 disebut kata.
Berdasarkan penjelasan di atas, nyatalah bahwa kata dapat terdiri atas satu morfem atau lebih. Kata-kata seperti: duduk, makan, tidur, meja masing-masing terdiri atas sebuah morfem, sedangkan penduduk, makanan, meja makan, kaki tangan masing-masing terdiri atas dua buah morfem. Kata-kata yang terdiri atas satu morfem disebut kata bermorfem tunggal atau kata monomorfemis (monomorphemic word) dan kata-kata yang terdiri atas dua morfem atau lebih disebut kata bermorfem jamak atau kata polimorfemis (polymorphemic word) (Verhaar, 1984 : 54).
Dari paparan di atas dapatlah ditarik suatu cirri kata. Cirri kata pada dasrnya mencakup dua hal yaitu: (1) kata merupakan suatu kesatuan penuh dan komplit dalam sebuah ujaran bahasa, dan (2) kata dapat ditersendirikan yakni bahwa sebuah kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain dan dapat dipindahkan (Parera, 1980 : 10).
Berdasarkan kriteria tertentu, kita dapat mengklasifikasikan morfem menjadi berjenis-jenis. Penjenisan ini dapat ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan distribusinya (Samsuri, 1982:186; Prawirasumantri, 1985:139). Agar lebih jelas, berikut ini sariannya.

Jenis Morfem
Morfem dibagi menjadi dua macam yaitu morfem bebas dan morfem terikat. (Arifin, E, Zaenal, 2011:3)
·         Jenis-jenis morfem
ü  Berdasarkan kebahasaannya
            Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri. Misalnya : jual, beli, duduk, dan tidur.
   Morfem terikat adalah kebalikan dari morfem bebas. Di bagi menjadi dua , morfem teriakat dasar dan afiks. Morfem ini tidak berfungsi tanpa terikatan dengan morfem lain. Misalnya : juang dan henti.
Morfem afiks diantaranya :
-          Prefix : ber-, me-, per-, di-, ter-, se-, ke- (dibutuhkan dikiri, contohnya {ber-}+main = bermain ).
-          Infiks : {-el-},{-em-},{-er}(dibubuhkan di tengah contohnya : kemuning)
-          Sufiks : -kan, l, an, nya / imbuhan akhir (dibubuhkan dikanan, contohnya: pemeran)
-          Konfiks : ke-an, ber-an, pe-an, per-an, se-nya (dibubuhkan dikiri dan dikanan, contohnya: kependudukan)
-          Berklofiks : dibubuhkan dikiri dan dikanan me-I, me-kan contohnya : memilihkan
ü  Berdasarkan kebutuhan bentuk
-          Morfem utuh ialah morfem yang bagian-bagian pembentuknya bersambungan. Misalnya: ter-,per-,pohon,lihat,pun
-          Morfem terbagi ialah morfem yang bagian-bagian pembentuknya tidak bersambungan. Misalnya: ke-an dalam kemanusiaan, bukan merupakan penjumlahan dua morfem ke- dan an, tapi satu morfem saja.

·           Morfem dasar, bentuk dasar, pangkal dan akar.
-       Morfem dasar biasnya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Yang termaksud morfem dasar adalah morfem dasar dan terikat. Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar dalam satu proses morfologi.
-       Bentuk dasar (base) biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Contohnya : {ber} dan morfem {cermin}, maka morfem {cermin} adalah morfem dasar
-       Pangkal (stem) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata infektif atau pembubuhan afiks infektif. Contohnya kata membuat pangkalannya adalah buat.
-       Akar atau root adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya akar adalah bentuk yang tersisa setelah afiknya ditinggalkan. Contohnya memperlakukan setelah semua afiks ditinggalkan (yaitu prefix me-, prefik ber- dan Sufiks kan-) maka yang tersisa adalah akar laku. Akar laku ini tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. (Chaer, 2015:15)
-       Leksem : untuk mewadahi bentuk yang dapat menjadi kata melalui morfologi, contoh: pukul, ditandai dengan huruf capital
-       Leksem yang menurunkan kata-kata, memukul,dipukul,pukulan,pemukul,pemukulan.
·           Berdasarkan jenis fonem
-       Morfem seksmental, morfem yang berupa bunyi yang dapat di seksmentalkan
-       Morfem supraseksmental, fonem yang terbentuk dari tekanan durasi dan informasi tidak ditemukan dalam Bahasa Indonesia
·           Berdasarkan ciri simantik
-       Leksikal, secara inheren/pelengkap telah memiliki makna. Makan
-       Tak leksikal, afiks- ter-ber, morfem afiks bentuk terikat yang mengubah makna gramatikal
-       Prefiks, imbuan awal sebelum kata dasar- ber-me
-       Infiks, sisipan ditengah kata – contoh – kata seruling- er
-       Sufiks, akhiran yang ditambahkan setelah kata dasar – lemparkan- kan
-       Konfiks, gabungan prefiks dan sufiks – ke dan an
-       Berklofiks, kata yang dibubuhi afiks, tidak bisa ditumbuhkan secara bersamaan tetapi secara bertahap-tahap – memperjelas – mem per
-       Simulfiks, afiks yang tidak hadir secara tersendiri- ngopi-kopi-N-Prefiks (Chaer, 2015: 46)




Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesi (Pendekatan Proses). Jakarta: Rinika Cipta
Ramlan,M.2009.morfologi.Yogyakarta: CV Karyono
Alwi,Hasan.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III. Jakarta: Balai pustaka
Arifin, E, Zainal. 2011. Morfologi : Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar