Morfem
dengan Morf dan Alomorf
Morfem merupakan satuan
gramatik terkecil baik bebas maupun ikat yang memiliki arti, baik secara
leksikal maupun gramatikal. Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur
yakni jumlah maupun urutan fonemnya selalu tetap. Di lain pihak, banyak morfem
yang mempunyai beberapa struktur fonologis, misalnya morfem peN- mempunyai
struktur-struktur fonologis pe-, pem-, pen-, peng-, peny-, dan penge-, seperti
terlihat pada kata-kata: pelari, pembimbing, pendengar, penguji, penyakit, dan
pengecat.satuan-satuan pe-, pem-, peng-, peny-, dan penge- masingmasing disebut
morf yang semuanya alomorf dari morfem peN- (Ramlan, 1983 : 27;
Prawirasumantri, 1985 : 128; Ahmad slamet, 1983 : 27; Keraf, 1983 : 51). Jadi
dapatlah dikatakan bahwa morfem peN- mempunyai morf-morf pe-, pem-, pen-,
peng-, peny-, dan penge- sebagai alomorfnya.
Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa alomorf itu merupakan variasi bentuk suatu morfem.
Keraf (1982 : 51) mengatakan bahwa variasi itu disebabkan oleh pengaruh
lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung kepada jenis fonem awal
sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut. Perubahan /N/ itu harus
homogen. Sebagai contoh /N/ akan menjadi /m/ apabila dilekatkan pada bentuk
dasar yang diawali fonem /b/. fonem /m/ dan /b/ sama-sama bunyi bilabial.
Sedangkan yang dimaksud dengan morf adalah wujud kongkret dari alomorf itu
sendiri.
Morfem dengan Kata
Perhatikanlah satuan-satuan
gramatik berikut ini !
1) tanda
2) menandai
3) tanda tangan
4) dari Bandung
Satuan tanda merupakan sebuah
bentuk bebas karena tidak dapat dibagi menjadi satuan-satuan bebas lainnya.
Satuan menandai tidak dapat dibagi menjadi bentuk bebas. Tetapi perhatikan
bentuk atau satuan tanda tangan dapat dibagi menjadi dua satuan yakni tanda dan
tangan. Namun kalau diteliti lebih jauh, sebenarnya satuan tanda tangan
memiliki satu kesatuan yang utuh atau padu. Dengan perkataan lain, tanda tangan
memiliki sifat sebuah kata yang membedakan dirinya dari frase (Ramlan, 1983 :
28; Prawirasumantri, 1985 : 129). Bentuk-bentuk atau satuan-satuan yang setipe
itu tidak mungkin dipisahkan atau dibalikkan menjadi tangan tanda atau
dipisahkan satuan lain tanda itu tangan. Bentuk atau satuan sepeti itu dalam
hubungannya keluar selalu merupakan satu kesatuan dari. Satuan itu bukan
merupakan bentuk bebas seperti contoh lainnya di, ke, daripada- tetapi secara
gramatis memiliki sifat bebas. Satuan-satuan seperti contoh di atas dari nomor
1 sampai dengan 4 disebut kata.
Berdasarkan penjelasan di atas,
nyatalah bahwa kata dapat terdiri atas satu morfem atau lebih. Kata-kata
seperti: duduk, makan, tidur, meja masing-masing terdiri atas sebuah morfem, sedangkan
penduduk, makanan, meja makan, kaki tangan masing-masing terdiri atas dua buah morfem.
Kata-kata yang terdiri atas satu morfem disebut kata bermorfem tunggal atau kata
monomorfemis (monomorphemic word) dan kata-kata yang terdiri atas dua morfem
atau lebih disebut kata bermorfem jamak atau kata polimorfemis (polymorphemic
word) (Verhaar, 1984 : 54).
Dari paparan di atas dapatlah
ditarik suatu cirri kata. Cirri kata pada dasrnya mencakup dua hal yaitu: (1)
kata merupakan suatu kesatuan penuh dan komplit dalam sebuah ujaran bahasa, dan
(2) kata dapat ditersendirikan yakni bahwa sebuah kata dalam kalimat dapat
dipisahkan dari yang lain dan dapat dipindahkan (Parera, 1980 : 10).
Berdasarkan kriteria tertentu,
kita dapat mengklasifikasikan morfem menjadi berjenis-jenis. Penjenisan ini
dapat ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan distribusinya (Samsuri,
1982:186; Prawirasumantri, 1985:139). Agar lebih jelas, berikut ini sariannya.
Jenis Morfem
Morfem dibagi menjadi dua macam
yaitu morfem bebas dan morfem terikat. (Arifin, E, Zaenal, 2011:3)
·
Jenis-jenis morfem
ü Berdasarkan
kebahasaannya
Morfem bebas adalah morfem yang
dapat berdiri sendiri. Misalnya : jual, beli, duduk, dan tidur.
Morfem terikat adalah kebalikan dari morfem
bebas. Di bagi menjadi dua , morfem teriakat dasar dan afiks. Morfem ini tidak
berfungsi tanpa terikatan dengan morfem lain. Misalnya : juang dan henti.
Morfem
afiks diantaranya :
-
Prefix : ber-, me-, per-, di-, ter-,
se-, ke- (dibutuhkan dikiri, contohnya {ber-}+main = bermain ).
-
Infiks : {-el-},{-em-},{-er}(dibubuhkan
di tengah contohnya : kemuning)
-
Sufiks : -kan, l, an, nya / imbuhan
akhir (dibubuhkan dikanan, contohnya: pemeran)
-
Konfiks : ke-an, ber-an, pe-an, per-an,
se-nya (dibubuhkan dikiri dan dikanan, contohnya: kependudukan)
-
Berklofiks : dibubuhkan dikiri dan
dikanan me-I, me-kan contohnya : memilihkan
ü Berdasarkan
kebutuhan bentuk
-
Morfem utuh ialah morfem yang
bagian-bagian pembentuknya bersambungan. Misalnya: ter-,per-,pohon,lihat,pun
-
Morfem terbagi ialah morfem yang
bagian-bagian pembentuknya tidak bersambungan. Misalnya: ke-an dalam
kemanusiaan, bukan merupakan penjumlahan dua morfem ke- dan an, tapi satu
morfem saja.
·
Morfem dasar, bentuk dasar, pangkal
dan akar.
- Morfem
dasar biasnya digunakan sebagai dikotomi dengan morfem afiks. Yang termaksud
morfem dasar adalah morfem dasar dan terikat. Sebuah morfem dasar dapat menjadi
bentuk dasar dalam satu proses morfologi.
- Bentuk
dasar (base) biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar
dalam suatu proses morfologi. Contohnya : {ber} dan morfem {cermin}, maka
morfem {cermin} adalah morfem dasar
- Pangkal
(stem) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses
pembentukan kata infektif atau pembubuhan afiks infektif. Contohnya kata
membuat pangkalannya adalah buat.
- Akar
atau root adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat
dianalisis lebih jauh lagi. Artinya akar adalah bentuk yang tersisa setelah
afiknya ditinggalkan. Contohnya memperlakukan setelah semua afiks ditinggalkan
(yaitu prefix me-, prefik ber- dan Sufiks kan-) maka yang tersisa adalah akar
laku. Akar laku ini tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. (Chaer, 2015:15)
- Leksem
: untuk mewadahi bentuk yang dapat menjadi kata melalui morfologi, contoh:
pukul, ditandai dengan huruf capital
- Leksem
yang menurunkan kata-kata, memukul,dipukul,pukulan,pemukul,pemukulan.
·
Berdasarkan jenis fonem
- Morfem
seksmental, morfem yang berupa bunyi yang dapat di seksmentalkan
- Morfem
supraseksmental, fonem yang terbentuk dari tekanan durasi dan informasi tidak
ditemukan dalam Bahasa Indonesia
·
Berdasarkan ciri simantik
- Leksikal,
secara inheren/pelengkap telah memiliki makna. Makan
- Tak
leksikal, afiks- ter-ber, morfem afiks bentuk terikat yang mengubah makna
gramatikal
- Prefiks,
imbuan awal sebelum kata dasar- ber-me
- Infiks,
sisipan ditengah kata – contoh – kata seruling- er
- Sufiks,
akhiran yang ditambahkan setelah kata dasar – lemparkan- kan
- Konfiks,
gabungan prefiks dan sufiks – ke dan an
- Berklofiks,
kata yang dibubuhi afiks, tidak bisa ditumbuhkan secara bersamaan tetapi secara
bertahap-tahap – memperjelas – mem per
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi
Bahasa Indonesi (Pendekatan Proses). Jakarta: Rinika Cipta
Ramlan,M.2009.morfologi.Yogyakarta:
CV Karyono
Alwi,Hasan.2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III. Jakarta: Balai pustaka
Arifin, E, Zainal. 2011. Morfologi
: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar