Selasa, 05 Februari 2019

MORFOFONEMIK



Nama : Yulian Nur Hanifa
NIM  : 176073

MORFOFONEMIK


1.  Pengertiannya
Gejala berubahnya fonem sebagai akibat bergabungnya beberapa morfem (biasanya afiks dan morfem dasar)

2.  Prosesnya
2.1 Penggantian Fonem
2.2 Penambahan Bunyi Fonem
2.3 Penghilangan Fonem
2.4 Perubahan dan Penambahan Fonem
2.5 Perubahan dan Penghilangan Fonem
2.6 Pergeseran Posisi Fonem (Konsonan)

2.1 Proses Penggantian Fonem
a.   Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /m/, /n/, /ŋ/, dan /ŋ/
apabila  kedua  morfem  tersebut  dibubuhkan  pada  morfem  dasar  yang  fonem awalnya berupa konsonan bersuara (/b/, /g/, /j/, /kh/, /f/, dan /z/) dan /c/, dan pada morfem dasar yang berasal dari bahasa asing dan masih terasa asingnya.  
b.  Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- berubah menjadi /l/ apabila morfem tersebut
dibubuhkan pada morfem ajar:
belajar, pelajar.

2.2 Proses Penambahan Bnnyi Fonem
a.   Apabila afiks -an, ke-an, dan peN-an dibubuhkan pada morfem dasar yang fonem
     akhirnya vokal /a/, terjadi penambahan bunyi glottal /?/ (glotalisasi).
b.  Apabila afiks -an, ke-an, dan peN-an serta per-an dibubuhkan pada morfem dasar      yang fonem akhirnya vokal /u/, /o/, atau diftong /aw/, terjadi penambahan bunyi
(fon) /w/ (labialisasi): /pEnEmuwan/, /pErtokowan/, /penhijawwan/.
c.   Apabila afiks -an, ke-an, peN-an, atau per-an dibubuhkan pada morfem dasar yang
fonem akhirnya vokal /i/, /e/, atau /ay/, terjadi penambahan fonem /y/ (palatalisasi):
/sEndiriyan/, /kepribadiyan/, /pEnElitiyan/, /pErcErayyan/.

2.3 Proses Penghilangan Fonem
a.   Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- hilang apabila kedua morfem tersebut dibubuhkan pada morfem dasar yang fonem awalnya /i/, /r/, /y/, /w/, dan fonem-fonem nasal. Carilah sendiri contoh-contohnya.
b.  Fonem /r/ pada morfem-morfem ber-, per-, dan ter- hilang bila: 1) morfem-morfem
tersebut  dibubuhkan  pada  morfem  dasar  yang  fonem  awalnya /r/:  berumah,

1  Peramping    (tubuhmu),  terasa.      2)  morfem-morfem  tersebut  dibubuhkan  pada
morfem dasar yang suku kata pertamanya berakhir dengan /Er/: bekerja, teperdaya, bepergian.

2.4 Proses Perubahan dan Penambahan Fonem
Fonem /N/ berubah diserta dengan munculnya fonem vokal /E/ bila morfem terikat meN-, peN, atau peN-an dibubuhkan pada morfem dasar yang bersuku kata tunggal: mengecat, mengetik, pengeboran.

2.5 Proses Perubahan dan Penghilangan Fonem
Fonem /N/ berubah disertai dengan hilangnya (luluhnya) fonem awal morfem dasar apabila morfem terikat meN-, peN-, atau peN-an dibubuhkan pada morfem dasar yang fonem awalnya konsonan tak bersuara (kecuali /c/), kecuali bila dibubuhkan pada katakata yang berasal dari bahasa asing yang masih terasa keasingannya:
a. /N/ berubah menjadi /m/ disertai hilangnya (luluhnya) fonem awal /p/: memukul, pemancing, pemahaman.
b.  /N/ berubah menjadi /n/ disertai hilangnya (luluhnya) fonem awal /t/: menunjuk, menawar, penahanan.
c.  /N/ berubah menjadi /ŋ/ disertai hilangnya (luluhnya) fonem awal /k/: mengeluh, pengail, pengikisan.
d. /N/ berubah menjadi /ň/ disertai hilangnya (luluhnya) fonem awal /s/: menyatu, penyuluh, penyaringan; kecuali mensinyalir, mensuplai.

2.6 Pergeseran/Perubahan Posisi Fonem (Konsonan)
a.   Apabila morfem dasar yang fonem akhirnya konsonan dibubuhi afiks -an, ke-an, peN-an, ber-an, atau per-an, maka konsonan pada akhir morfem dasar tersebut
bergeser  menjadi  fonem  awal  dari  suku  kata  akhir  bentukan  baru
(dalam pengucapannya):
1)  main                                          +          -an                   menjadi           /ma-i-nan/
2)  panas                                         +          ke-an               menjadi           /ke-pa-na-san/
3)  tanam                                        +          peN-an            menjadi           /pE-na-na-man/
4)  kejar                                          +          ber-an              menjadi           /bEr-kE-ja-ran/
5)  gunjing                                      +          per-an              menjadi           /per-gun-ji-ngan/

b.  Apabila morfem dasar yang fonem akhirnya /u, o, aw/ atau /i/, /ay/ dibubuhi afiks -an, ke-an, peN-an, ber-an, atau per-an, maka konsonan antara yang muncul sebagai
akibat dari proses afiksasi tersebut (yaitu /w/ dan /y/) bergeser menjadi fonem awal
suku terakhir bentukan baru:



1)  bantu                                         +          -an                   menjadi           /ban-tu-wan/
2)  sero                                           +          per-an              menjadi           /pEr-se-ro-wan/
3)  kilau                                          +          ber-an              menjadi           /ber-ki-law-wan/
4)  keji                                            +          -an                   menjadi           /ka-ji-yan/
5)  teliti                                          +          peN-an            menjadi           /pE-nE-li-ti-yan/











































3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar