Selasa, 05 Februari 2019

Komposisi dan Kata Majemuk




A.    Komposisi
a)      Pengertian komposisi
Komposisi adalah peristiwa bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimbulkan arti yang relatif baru (Masnur Muslich, 2010: 57).
Menurut Abdul Chaer (2008: 209) komposisi adalah proses pngggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar maupn bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata.

b)      Aspek semantik komposisi
Menurut Abdul Chaer (2008: 212-215) ada lima macam komposisi antara lain,
1.      Komposisi yang menampung konsep – konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisiyang koordinatif. Misalnya baca tulis, pulang pergi, sawah lading, tua muda dan seterusnya.
2.      Komposisi yang menampung konsep – konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif. Contohnya sate kumis yang memiliki arti ‘sate buatan pak kumis’, sate ayam yang memiliki arti ‘sate yang berbahan dasar ayam’, dst.
3.      Komposisi yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tentu meskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagaiistilah hanya digunakan pada bidang ilmu atau kegiatan tertentu. Misalnya dlam istilah olahraga ada tolak peluru, angkat besi, terjun payung, dst. Kemudian dalam isilah agama ada zakat fitrah ibadah haji, ayat kursi, hadist sahih, dst.
4.      Komposisi membentuk idiom, yakni penggabungan dasar dengan dasar sehingga menghasilkan makna idiomatic. Makna idiomatik yaitu makna yang tidak dapat diprediksi baik secra leksikal maupun gramatikal. Misalnya memeras keringat yang artinya ‘bekerja keras’, membanting tulang yang artinya ‘bekerja keras’, beratap seng yang artinya ‘sudah tua’, dst.
5.      Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata. Misalnya griya mataram, stasiun gambir, selat sunda, dst.

c)      Pengembangan komposisi
Semakin luas komposisi itu maka maknanya semakin sempit begitu pula sebaliknya semakin sempit komposisi tersebut, maka maknanya semakin luas(Abdul Chaer,2008: 215). Contoh kompoisi yang diperluas
kereta
kereta api
kereta api ekspres
kereta api ekspres yang
kereta api ekspres yang ada di malam hari.
Contoh komposisi yang dipersempit adalah
kereta api ekspres yang ada di malam hari.
kereta api ekspres yang
kereta api ekspres
kereta.

d)     Ciri – ciri kata yang mengalami komposisi
1.      Sifat konstruksinya, dapat dilihat dari kepekatan unsur – unsurnya yang tidak dapat disisipi oleh bentuk atau unsur lain(Masnur Muslich, 2010: 59). Contoh,
-          Mata air = mata untuk air, mata sedang air, mata yang air, mata  milik air.
Berdasarkan contoh tersebut kata mata air tidak dapat di sisipkan kontrusksi kata lain, jadi bentuk mata air merupakan bentuk majemuk.
-          Rumah makan = rumah untuk makan, rumah sedang makan, rumah milik makan,
Berdasarkan contoh tersebut kata rumah makan dapat berterima jika disisipi konstruksi lainnya. Namun  dalam bentuk rumah makan dan rumah untuk makan perlu di tInjau kembali bahwa kedua bentuk tersebut  memiliki makna yang berbeda.  Rumah makan mengacu kepada cafe, restoran, warung, dan depot.  Sedangkan rumah untuk makan, tidak semua rumah digunakan untuk makan.
Sifat konstruksi lainnya adalah konstruksi bentuk majemuk tetap atau tidak bisa dibolak – balik(Masnur Muslich, 2010: 60). Contoh pada bentuk goreng pisang dan pisang goreng.  Secara sekilas dapat dilihat bahwa kedua bentuk itu sama, namun jika di perhatikan lebih cermat lagi, kedua bentuk tersebut memiliki makna yang berbeda. Sebutan pisang goreng hanya merujuk  pada satu hal tertentu saja, karena tidak semua pisang yang digoreng disebut pisang goreng, contohnya keripik pisang yang bahan dasarnya pisang dan melalui proses penggorengan namun namanya bukan pisang goreng. Sedangkan goreng pisang lebih merujuk kepada suatu pekerjaan.
2.      Sifat unsurnya, bentuk majemuk dalam bahasa indonesia lebih banyak yang berunsur bentuk – bentuk yang belum pernah mengalami proses morfologis, meskipun ada bentuk majemuk yang mengalami proses morfologis, tetapi tidak banyak(Masnur Muslich, 2010: 61). Contoh bentuk yang tidak mengalami proses morfologis ialah kamar tidur, meja  hijau, kambing hitam, terima kasih, jual beli, dan seterusnya. Contoh bentuk yang mengalami proses morfologis ialah bertanggung jawab (kata dasar tanggung jawab), berlapang dada (kata dasar lapang dada), membabi buta (kata dasar babi buta), dan seterusnya.

e)      Jenis pemajemukan dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan hubungan unsur – unsur yang mendukungnya, bentuk majemuk dibagi atas tiga jenis(Masnur Muslich, 2010: 62) , yaitu
1.  DM (diterangkan menerangkan)unsur yang pertama diterangkan dengan yang kedua. Dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a.    Karmadharaya, apabila unsur kedua (sebagai M) berkelas kata sifat. Contoh orang kecil, hari besar, meja hijau, dan lain – lain.
b.    Tatpurusa, apabila unsur kedua (sebagai M) berkelas kata selain kata sifat. Contoh, meja tulis, ruang tamu, kamar mandi, dan seterusnya.
2.  MD (menerangkan diterangkan)unsur yang pertama menerangkan unsur yang kedua. Biasanya berasal dari unsur serapan bahasa asing. Bentuk – bentuk ini sudah tidak produktif lagi. Contoh, akil balig, bumiputra, perdana menteri, dan lain – lain.
3.  Bentuk majemuk yang unsurnya tidak saling menerangkan. Biasanya disebut dwandwa. Contohnya, kaki tangan, jual beli, hancur lebur, dan lain – lain.

Menurut Masnur Muslich (2010: 63) apabila dilihat berdasarkan jumlah unsurnya ada dua yakni,
1.              Kata majemuk berunsur dua buah bentuk. Misalnya orang tua, anak buah, bini muda, dan lain – lain.
2.    Kata majemuk berunsur lebih dari dua buah , biasanya disebut idiom. Contohnya senjata makan tuan, seklai tiga uang, apa boleh buat, dan lain – lain.

Ada tiga macam komposisi(Abdul Chaer, 2008: 216-234) yaitu komposisi nomina, komposisi verba, dan komposisi ajektifa. Berikut uraian dari ketiga macam komposisi.
1.   Komposisi nominal merupakan komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Komposisi nomina ini dibagi menjadi 5, antara lain,
a.       Kompoisi nomina bermakna gramatikal.
Makna gramatikal(makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam sebuah komposisi) yang muncul pada komposisi yang menyatakan makna,
-    ‘gabungan biasa’, dapat disisipkan kata dan. Contoh, ayah ibu, adik kakak, piring mangkuk.
-   ‘bagian’, dapat disisipkan kata dari. Contoh, tengah semester, pagi hari, tengah malam.
-  ‘kepunyaan atau pemiliki’, dapat disisipkan kata milik. Contoh rumah nenek, tanah negara, dan sekolah swasta.
-   ‘asal bahan’, dapat disisipkan kata terbuat dari. Contoh cicin emas, meja kayu, dan jendela kaca.
-    ‘asal tempat’, dapat disisipkan kata berasal dari. Contoh dodol garut, lenong betawi, tamatan IKIP, dan putri solo.
-   ‘bercampur atau dicampur dengan’, dapat disisipkan kata bercampur. Contoh roti keju, lontong sayur, dan gula mentega.
-   hasil buatan’, dapat disisipkan kata buatan. Contoh soto Bang Nawi, sate Pak Kumis, dan motor Cina.
-   ‘tempat melakukan sesuatu’, dapat disisipkan kata tempat. Contoh rumah makan, meja tulis, dan kamar mandi.
-  ‘kegunaan tertentu’, dapat disispkan kata untuk. Contoh uang belanja, pisau cukur, kendaraan angkutan, dan jalan tembus.
-  ‘bentuk’, dapat disisipkan kata berbentuk. Contoh kotak persegi, paku payung, besi bulat.
-   ‘jenis’, dapat disisipkan kata jenis. Contoh ikan kakap, rokok kretek, dan burung merpati.
-  ‘keadaan’, dapat disisipkan kata dalam keadaan. Contoh gubuk reyot, mobil rusak, dan anak malas.
-   ‘seperti atau menyerupai’, dapat disisipkan kata seperti atau serupa. Contoh jembatan semanggi, kopi bubuk, akar rambut.
jenis kelamin’, dapat disisipkan kata berkelamin. Contoh ayam jago, anak perempuan, polisi wanita.
-  ‘model’, dapat disisipkan kata model. Contoh topi konoi, rambut prajurit, dan rumah Eropa.
-  ‘memakai atau menggunakan’, dapat disisipkan kata memakai. Contoh kereta listrik, lampu kabel, dan sumpah pocong.
-   ‘yang di…’, dapat disisipkan kata yang di….. Contoh anak angkat, ayam goreng, dan roti bakar.
-   ‘ada di…’, dapat disisipkan kata di. Contoh voli pantai, bajak laut, ski air.
‘yang (biasa) melakukan’, dapat disisipkan kata melakukan atau mengerjakan. Contoh jago balap, tkang pukul,dan tukang tipu.
-   ‘wadah ata tempat’, dapat disisipkan kata wadah atau tempat. Contoh kaleng cat, cangkir kopi, dan piring nasi.
-  ‘letak atau posisi’, dapat disisipkan kata berada di… . Contoh kamar tenga, pavilion kiri, jendela belakang.
-          ‘mempunyai atau dilengkapi dengan’, dapat disisipkan kata mempunyai atau dilengkapi. Contoh amplop berjendela, kamar AC, dan sepeda motor.
‘jenjang tahap atau tingkat’, dapat disisipkan kata tahap atau tingkat. Contoh sekolah tinggi, periwira pertama, dan bagian pengantar.
-   ‘rasa atau bau’, dapat disisipkan kata rasanya atau baunya. Contoh obat pahit, kopi pahit, dan minyak wangi.

b.      Komposisi nomna bermakna idiomatik
Ada sejumlah komposisi nomina yang memilki makna idiomatic, baik berupa idiom penuh maupun sebagian. Komposisi yang memiliki makna idiom penuh artinya tidak dapat diprediksi secraa leksikal maupun gramatkal. Misalnya:
   Orang tua, dalam arti ‘ayah ibu’
-    Meja hijau, dalam arti ‘pengadilan’, dst.
Sedangkan komposisi berupa idiom sebagian adalah yang salah satu unsurnya masih memilikimakna leksikal. Misalnya gaji buta, pakaian kebesaran, dan koran kuning.

c.       Komposisi nomina metaforis
Komposisi nomina metaforis adalah komposisi nomina yang salah satu unsurnya digunakan secara metaforis, yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut. Contoh kaki gunung memiliki komponen makna kaki, yaitu (+terletak pada bagian bawah). Sedangkan kaki meja memiliki  komponen makna kaki, yaitu (+penunjang berdirinya tubuh).

d.      Komposisi nomina nama dan istilah
Komposisi ini tidak bermakna garamatkal, idiomatic, maupun metaforis. Contoh,
Nama         : Hotel Indonesia, IKIP Jakarta, Apotik Rini, Abdul Rohman, Siti
      Zubaidah, dst.
Istilah        : buku Ajar, lepas landas, bapak angkat, polisi tidur, pintu darurat, dst.

e.      Komposisi dengan adverbial
Komposisi nomina yang dibentuk dari kelas adverbial dan kelas nomina. Makna komposisi ini ditentukan oleh makna “leksikal” dari kata adverbial itu. Contoh bukan anjing, beberapa siswa, kurang semen, dari kampus, di rumah, pada bulan, ke pasar, dst.

2.   Komposisi verba, komposisi yang pada satuan klausa berkategori verba. Komposisi verba di bagi menjadi tiga yakni,
a.      Komposisi verba bermakna gramatikal
-    ‘gabungan biasa’, dapat disisipkan kata dan.  Dapat terjadi apabila,
  kedua unsurnya bersinonim. Misalnya, hilang lenyap,gelak awa, bujuk rayu, dst
 kedua unsurnya anggota dari satu medan makna. Misalnya, menyanyi menari, baca tulis, tanya jawab, dst.
 kedua unsurnya pasangan berantonim. Misalnya, bongkar pasang, timbul tenggelam,pulang pergi, dst
-  ‘gabungan mempertentangkan’, dapat disisipkan kata atau. Contoh hidup mati, maju mundur, gerak diam, bongkar pasang, dst.
-  ‘ sambil’, dapat disisipkan kata sambil. Contoh datang membawa, duduk berbicara,duduk membaca, datang menggendong, dst.
-  ‘lalu’, dapat disisipkan kata lalu. Contoh datang marah – marah, pulang menangis, menerkam menggigit, dst.
‘untuk’, dapat disisipkan kata untuk. Contoh duduk berunding, datang meminta, lari bersembunyi, dst.
-  ‘dengan’, dapat disisipkan kata dengan. Contoh datang merangkak, menangis tersendu – sendu, pulang terpincang – pincang, dst.
-  ‘secara’, dapat disisipkan kata secara. Contoh makan besar – besaran, lari cepat, tukar tambah, dst.
-   ‘alat’, dapat disisipkan kata menggunakan. Contoh balap mobil, balap sepeda, lempar lembing, dst.
‘waktu’, dapat disisipkan kata waktu. Contoh makan siang, sholat subuh, makan sahur, dst.
  karena’, dapat disisipkan kata karena. Contoh cerai mati, mabuk laut,mandi darah, dst
-   ‘terhadap’, dapat disisipkan kata terhadap atau akan. Contoh tahan banting, tahan uji, tahan panas dst.
-   ‘menjadi’, dapat disisipkan kata menjadi. Contoh jatuh cinta, jatuh sakit, jatuh miskin.
-   ‘sehingga’, dapat disisipkan kata sehingga. Contoh sebar luas, lempar jauh, pukul mundur, dst.
-   ‘menuju’, dapat disisipkan kata ke atau menuju. Contoh masuk sekolah, naik darat, pulang kampong, dst.
-   ‘arah kedatangan’, dapat disisipkan kata ke. Contoh habis mandi, bubar rapat, usai sekolah, dst.
-   ‘seperti’, dapat disisipkan kata seperti atau sebagai. Contoh kawin ayam, buta ayam, lari – lari anjing, dst.
  
b.           Komposisi verba bermakna idiomatikal
Artinya makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya makan garam mempunyai arti ‘pengalaman’, makan kerawat mempunyai arti  ‘sangat miskin’, mengukir langit mempunyai arti ‘mengkhayal’, dst.
Bila diperhatikan hampir semua komposisi verba bermaka idiomatical ini berstruktur verba + nomina atau berupa klausa predikat + objek atau objek + pelengkap. Maknanya adalah idiomatikal.

c.              Komposisi verba dengan adverbial
Verba sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa sering kali didampingi oleh adverbia. Berikut macam – macam adverbia,
a.    Adverbia negasi : tidak, tak, tanpa contoh tanpa kamu,  tidak makan, dst.
b.    Adverbia kala : sudah, sedang, tengah lagi, akan. Contoh sudah mandi, sedang makan,dst.
c.    Adverbia keselesaian : sudah, sedang, tengah belum. Contoh sudah selesai, tengah mengerjakan, belum diminum, dst.
d.    Adverbia aspektual : boleh, wajib, harus, dapat, ingin, mau. Contoh wajib dikerjakan, boleh pulang, dst.
e.    Adverbia frekuensi : sering, jarang, pernah, acapkali. Contoh sering terlambat, jarang pulang, dst.
f.     Adverbia kemungkinan : mungkin, pasti, barang kali, boleh jadi. Contoh mungkin dimakan, pasti kembali, barang kali terselip, dst. 

3.      Komposisi ajektiva, komposisi yang pada satuan klausa berkategori ajektiva.
a.       Komposisi ajektiva bermakna gramatikal
Makna gramatikal yang ada dalam komposisi ajektiva bermakna gramatikal adalah,
-    ‘gabungan biasa’, dapat disisipkan kata dan. Makna gramatikal ini dapat terjadi apabila kedua unsurnya,

  •  Memiliki komponen makna sama sebagai pasangan bersinonim. Contoh cantic molek, gagah berani,kering mersik, dst.
  •  Memiliki komponen makna yang berkebalikan sebagai pasangan berantonim atau beroposisi. Contoh baik buruk, besar kecil, atas bawah,dst.
  •  Memiliki komponen makna yang sejalan atau tidak bertentangan. Contoh adil makmur, tinggi kurus, putih bersih, dst.

-    ‘alternatif atau pilihan’, dapat disisipkan kata atau. Contoh buruk baik, panjang pendek, kalah menang, dst.
-    ‘seperti’, dapat disisipkan kata seperti. Contoh merah darah, merah jambu, hijau daun, dst.
-  serba’, apabila kedua unsurnya berupa dasar yang sama dan memiliki komponen makna yang sama. Struktur komposisi ini sama dengan struktur reduplikasi. Berikut untuk membedakannya a) adalah komposisi dan b) adalah kalimat reduplikasi.
a)   Mereka memakai pakaian putih – putih
Warna seragam mereka biru – biru
Senjatanya hanya pentungan bulat – bulat
b)   Putih – putih harus dibawanya
Bulat – bulat ditelan anak ikan itu
‘untuk’, dapat disisipkan kata untuk. Contoh takut mati, takut pulang, berani mati, dst.
-   ‘kalau’, dapat disisipkan kata kalau. Contoh sedih mendengar, senang melihat, kecewa mengetahui, dst.

b.      Komposisi ajektiva bermakna idiomatikal
Komposisi ajektiva bermakna idiomatical yakni makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya panjang usus dalamarti ‘sabar’, tinggi hati dalam arti ‘angkuh’, tinggi rezeki dalam arti ‘kesulitan mencari rezeki’, dst.

c.       Komposisi ajektiva dengan adverbial
Hanya ada 2 macam adverbial yang dapat mendampingi ajektiva dalam komposisi ajektiva yakni,
a)       Adverbial negasi : tidak . Cotoh tidak bagus, tidak baik, tidak mudah, dst.
b)      Adverbial derajat: agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali. Contoh agak agak lurus, sangat tinggi, lebih baik, kurang pendek, dst.

B.     Bentuk majemuk
Bentuk majemuk adalah hasil dari dari proses komposisi. Tentang bentuk majemuk bahasa indonesia ini terdapat dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa bentuk majemuk itu ada dan ada yang mengatakan bahwa bentuk majemuk itu tidak ada. Yang berpendapat bahwa bentuk majemuk itu ada karena sampai sekarang masih bisa di pertanggung jwabkan ilmu kebahasaannya. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa bentuk majemuk itu tidak ada karena mereka berasumsi bentuk majemuk sama dengan frasa (Masnur Muslich, 2010: 57)

Daftar rujukan :
Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar