Jumat, 25 Januari 2013

Mawar sekuntum bunga nan indh di pelupuk mata, wanginya warnanya, aku ingin menjadi sepertimu yang selalu tegar di padang reributan, kau lindungi dirimu dengan duri-duri tajam, seolah kau tak ingin seorang pun mengusikmu,
mawar...............
seindah namau dan rupamu, dapatkah aku menjadi dirimu saat ini? ah tidak sekarang diriku telah layu dibawa dengan kesalahan-kesalahan fatal dalam diriku inilah aku saat ini
Layu di tengah karya-karya hebat para cendekiawan
inilah aku saat ini yang mungkin akan menjadi seonggok mawar yang tak berguna
inilah aku saat ini hanya membisu di terangnya kebahagian orang lain
inilah aku saat ini yang tengah menunggu mati, dibuang, dan akan terlupakan......................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar